Jumat, 12 Juli 2013

CERPEN HAYAT KHAN_ Maafkan Aku kakak... (Akhir Kesudahan Yang Baik )

Tulisan ini adalah tulisan ku yang kedua setelah cerpen dengan judul
‘akhir yang indah didepan masjid Al-Adzom’. Setelah membaca cerpen ini,aku berharap kalian tidak menyia-nyiakan sosok orang yang paling kalian cintai dan mencintai kalian,sesungguhnya Penyesalan hanya ada pada akhir keadaan,dimana kita tidak bisa berbuat apa-apa setelah kehilangan mereka. Ku tunjukkan khusus untuk Almrh Ayu Chania, Sahabatku tercinta,Semoga Allah menempatkannya di Sisi Allah yang paling mulia.. amin.. karena Aku sangat Merindukannya..

                                      “MAAFKAN AKU KAKAK”
                                 (AKHIR KESUDAHAN YANG BAIK)


 “kau tak usah menasehatiku,menceramahiku setiap hari,aku sudah dewasa dan sudah tau mana yang harus aku lakukan,aku bukan adikmu yang dulu kecil yang harus menuruti setiap perintahmu,mulai saat ini aku takan lagi peduli dengan setiap apapun yang kau katakan kepadaku!” aku membentaknya dengan nada tinggi yang sebenarnya aku tau bahwa kata-kataku pasti melukai perasaannya.
Matanya berkaca kaca  kemudian ia berlari menuju  kamarnya. Aku sadar Aku telah membuat air matanya menetes. tetapi aku tetap tak peduli . Namanya izzatunnafsih.. Ia kakakku yang usianya lebih tua dua tahun dari padaku,sudah 2 tahun ini ia menderita suatu penyakit yang saat ini menggerogoti tubuhnya,kulitnya berwarna kekuningan,pandangan matanya sayup,badannya kurus sekali.Sedangkan aku,aku elsa sabila,ia biasa memanggilku dengan sebutan “dede”. Aku hanya tinggal berdua dengannya kedua orang tuaku telah lama pergi kepangkuan Tuhan dan meninggalkan kami. Semenjak itu aku jarang berada di rumah dan selalu membantah setiap nasehat kakakku,ia menyuruhku untuk segera memakai hijab, yang menurutku sangat bertentangan dengan keinginanku,menghalangi gerak badanku,pembicaraanku dan  pergaulanku,aku tak suka itu.
“ Hijab itu bukan penghalang untukmu de,jilbab itu untuk menjagamu dari pandangan laki-laki yang didalam hatinya terdapat penyakit hati,Ia bukan penghalang pergaulanmu tapi ia menjaga pergaulanmu,dia juga  bukan penghalang arah bicaramu tapi ia menjaga tutur bahasamu”.
Perdebatan itu suatu hari terulang lagi.
“ Alaach,udah deh kak,tak usah kau memaksaku,aku lebih tau mana jalan baik untukku,apapun yang berkaitan dengan agama itu  bertentangan dengan model,harus beginilah,begitulah,anjrit cape banget gue….”bantahku padanya.
“ LaranganNya adalah baik untukmu de,sesuatu yang kadang kau anggap baik belum tentu baik untukmu,malah sebaliknya.Allah itu lebih tau dari pada kamu.Ia mengajarkan yang Hak,apapun yang ada di sisi kamu akan lenyap,pakaian,harta,jabatan,harga diri,cinta,kebanggaan.Apa yang akan kau bawa nanti ketika kematian mendatangimu?keangkuhan tidak akan membuat mu dekat denganNya,ketika setiap jiwa dimintai pertanggung jawabanya kelak atas apa yang ia lakukan Selama di dunia,kebahagiaan dan kesulitan hanyalah ujian dan semua hanyalah fatamorgana,Ahlak menjadikan seseorang terpandang arif dan mulia,mengertilah itu de..kau akan baru merasakan penyesalannya ketika maut menjemputmu dan tak ada lagi pintu Rahmat,Untukmu kembali memperbaiki diri seperti halnya di dunia,” ia menasehatiku.
“ masa bodoh,itu urusan ku dengan Tuhanku..toh aku masih muda,masih bisa melakukan apapun yang aku mau,tidak penyakitan seperti kakak”kemudian ku pergi dan meninggalkannya.
Usai pertengkaran itu malamnya tepat  pukul 01.25 wib  aku terbangun karena mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an,tak bisa ku ingkari Suara itu amat merdu dan menggungah perasaanku.Suara itu kudengar berasal dari kamar kakakku,Aku mendengarkannya begitu pekat,ku lihat ia memakai jubah berwarna putih panjang,aneh ..dengan penyakitnya dan badannya yang sudah kurus kering seperti itu ia masih saja menyempatkan diri untuk senantiasa melaksanakan qiyamullail ,namun aku masih mengantuk hingga ku berjalan menuju kamar dan melanjutkan mimpi  indahku.
v  
Hari sudah pagi,matahari menampakkan sinarnya.
”Dimana sarapan ku?”aku berteriak.
”kenapa jam segini belum juga ada makanan untukku?ku bertanya dalam hati.
kemudian aku berjalan menuju kamar kakakku,tetapi kamarnya masih terkunci.
”Bangun kak,hari sudah siang,mana sarapan untukku?sebentar lagi aku akan berangkat kerja..bagaimana kalau sampe telat nanti..? bangun dong kak…”.
Dengan nada marah ku ketuk pintu kamarnya berkali-kali,tapi tak ada jawaban apapun dari dalam kamar.Tiba-Tiba muncul perasaan tidak enak di dalam hatiku,aku takut terjadi sesuatu dengannya karena walau bagaimanapun dia adalah kakakku,ku panggil namanya berulang ulang dan ku berusaha untuk mendobrak pintu kamarnya dan akhirnya aku berhasil membuka pintu kamar itu.
”ka iissssssssss…”Aku berteriak histeris.
“ Ka Iis bangun, ka Iis kenapa??? De butuh ka Iis .. jangan tinggalin de”
Fikiranku kalut, Aku lihat ia terbaring di atas kasurnya, badannya terbujur kaku,ia masih  menggenakan mukenanya,ku peluk erat tubuhnya,berusaha untuk bisa  membangunkannya tetapi nampaknya tak ku rasakan denyut nadinya,ia sudah tak bernyawa,ia sudah pergi,begitu amat teriris nya hati ini,begitu cepatnya ia meninggalkanku,air mata ku tak berhenti mengalir.aku menjerit, Sungguh amat menyesakkan dada, sungguh aku menyesal.
v  
Usai dari Pemakaman,malamnya aku merenung,malam itu adalah malam pertama kakakku di alam barzah,aku hanya  sendiri di dalam rumah,aku amat merindukannya,merindukan setiap nasihatnya kembali,merindukan kasihsayang dan perhatiannya,merindukan setiap kepedulian di bibir manisnya,hanya fotonya yang ku pandang,sampai aku tak kuasa meneteskan air mata,apa yang sedang ia lakukan disana?siapa yang menemaninya saat ini?aku sungguh tak menyangka bahwa kemarin malam adalah malam terakhirku berjumpa dan mendengar nasihatnya,pertengkaran ku dengannya..kak is,maafkan aku,maafkan aku yang telah menyia-nyiakan mu,maafkan aku yang telah banyak menyakiti hatimu,Aku yakin engkau lebih bahagia disana bersama Tuhan,Dia pasti menempatkanmu disisi-Nya yang paling tinggi dan mulia.Seandainya aku tau engkau akan pergi,aku tak akan menyia-nyiakan mu,aku pasti akan menyayangimu sama seperti halnya engkau menyayangiku ka Iis.Aku menangis tersedu-sedu.Hari itu aku berniat mulai menjalankan syariat Agama seperti apa yang ka Iis ajarkan kepadaku sebelumnya,bukan karena ka Iis,tetapi karena memang aku sadar sekarang, tentang kewajibanku sebagai UmmatNya. Aku baru merasakan betapa amat kehilangan kak is setelah ia pergi meninggalkanku dengan sikap yang selama ini ku lakukan kepadanya serta menyia-nyiakan kasihsayangnya.Ternyata Larangannya  begitu berharga. air mataku terus mengalir,membayangkan apa yang telah terjadi.takan ada yang bisa menggantikannya.
Kak Iis..hanya Doa yang ku panjatkan untukmu sebagai ucapan maaf dan salam Hormat yang selama ini belum sempat ku sampaikan kepadamu,ya Allah..aku begitu amat merindukannya.Malam itu,aku amat sangat merinukan kakak..wahai Allah,terimalah segala amal dan ibadahnya,dan tempatkanlah ia disisi terbaikMu serta tunjukanlah jalan untukku,agar mencapai derajat Taqwa kepadamu.amin..
semilir angin yang dingin,yang berhembus malam itu menyapa tubuh dan mengangkat rambut panjangku,yang siap ku tutup esok hari dan selamanya.Tubuhku merinding,pandanganku tertuju ke segala arah dan ku rasakan kehadiran Ka Iis di sampingku.

By : Royati Esy-syauQy c’dhede



Tidak ada komentar: