Tulisan ini adalah tulisan ku yang kedua setelah cerpen dengan judul
‘akhir yang indah didepan masjid Al-Adzom’. Setelah membaca cerpen ini,aku
berharap kalian tidak menyia-nyiakan sosok orang yang paling kalian cintai dan
mencintai kalian,sesungguhnya Penyesalan hanya ada pada akhir keadaan,dimana
kita tidak bisa berbuat apa-apa setelah kehilangan mereka. Ku tunjukkan khusus
untuk Almrh Ayu Chania, Sahabatku tercinta,Semoga Allah menempatkannya di Sisi
Allah yang paling mulia.. amin.. karena Aku sangat Merindukannya..
“MAAFKAN AKU KAKAK”
(AKHIR KESUDAHAN YANG BAIK)
“kau tak usah menasehatiku,menceramahiku setiap hari,aku
sudah dewasa dan sudah tau mana yang harus aku lakukan,aku bukan adikmu yang
dulu kecil yang harus menuruti setiap perintahmu,mulai saat ini aku takan lagi
peduli dengan setiap apapun yang kau katakan kepadaku!” aku membentaknya dengan
nada tinggi yang sebenarnya aku tau bahwa kata-kataku pasti melukai
perasaannya.
Matanya
berkaca kaca kemudian ia berlari
menuju kamarnya. Aku sadar Aku telah
membuat air matanya menetes. tetapi aku tetap tak peduli . Namanya izzatunnafsih..
Ia kakakku yang usianya lebih tua dua tahun dari padaku,sudah 2 tahun ini ia
menderita suatu penyakit yang saat ini menggerogoti tubuhnya,kulitnya berwarna
kekuningan,pandangan matanya sayup,badannya kurus sekali.Sedangkan aku,aku elsa
sabila,ia biasa memanggilku dengan sebutan “dede”. Aku hanya tinggal berdua
dengannya kedua orang tuaku telah lama pergi kepangkuan Tuhan dan meninggalkan
kami. Semenjak itu aku jarang berada di rumah dan selalu membantah setiap
nasehat kakakku,ia menyuruhku untuk segera memakai hijab, yang menurutku sangat
bertentangan dengan keinginanku,menghalangi gerak badanku,pembicaraanku dan pergaulanku,aku tak suka itu.
“
Hijab itu bukan penghalang untukmu de,jilbab itu untuk menjagamu dari pandangan
laki-laki yang didalam hatinya terdapat penyakit hati,Ia bukan penghalang
pergaulanmu tapi ia menjaga pergaulanmu,dia juga bukan penghalang arah bicaramu tapi ia
menjaga tutur bahasamu”.
Perdebatan itu
suatu hari terulang lagi.
“
Alaach,udah deh kak,tak usah kau memaksaku,aku lebih tau mana jalan baik
untukku,apapun yang berkaitan dengan agama itu bertentangan dengan model,harus
beginilah,begitulah,anjrit cape banget gue….”bantahku padanya.
“
LaranganNya adalah baik untukmu de,sesuatu yang kadang kau anggap baik belum
tentu baik untukmu,malah sebaliknya.Allah itu lebih tau dari pada kamu.Ia
mengajarkan yang Hak,apapun yang ada di sisi kamu akan lenyap,pakaian,harta,jabatan,harga
diri,cinta,kebanggaan.Apa yang akan kau bawa nanti ketika kematian mendatangimu?keangkuhan
tidak akan membuat mu dekat denganNya,ketika setiap jiwa dimintai pertanggung
jawabanya kelak atas apa yang ia lakukan Selama di dunia,kebahagiaan dan
kesulitan hanyalah ujian dan semua hanyalah fatamorgana,Ahlak menjadikan seseorang
terpandang arif dan mulia,mengertilah itu de..kau akan baru merasakan
penyesalannya ketika maut menjemputmu dan tak ada lagi pintu Rahmat,Untukmu
kembali memperbaiki diri seperti halnya di dunia,” ia menasehatiku.
“
masa bodoh,itu urusan ku dengan Tuhanku..toh aku masih muda,masih bisa melakukan
apapun yang aku mau,tidak penyakitan seperti kakak”kemudian ku pergi dan
meninggalkannya.
Usai
pertengkaran itu malamnya tepat pukul 01.25
wib aku terbangun karena mendengar
lantunan ayat suci Al-Qur’an,tak bisa ku ingkari Suara itu amat merdu dan
menggungah perasaanku.Suara itu kudengar berasal dari kamar kakakku,Aku
mendengarkannya begitu pekat,ku lihat ia memakai jubah berwarna putih panjang,aneh
..dengan penyakitnya dan badannya yang sudah kurus kering seperti itu ia masih
saja menyempatkan diri untuk senantiasa melaksanakan qiyamullail ,namun aku
masih mengantuk hingga ku berjalan menuju kamar dan melanjutkan mimpi indahku.
v
Hari
sudah pagi,matahari menampakkan sinarnya.
”Dimana
sarapan ku?”aku berteriak.
”kenapa
jam segini belum juga ada makanan untukku?ku bertanya dalam hati.
kemudian
aku berjalan menuju kamar kakakku,tetapi kamarnya masih terkunci.
”Bangun
kak,hari sudah siang,mana sarapan untukku?sebentar lagi aku akan berangkat
kerja..bagaimana kalau sampe telat nanti..? bangun dong kak…”.
Dengan
nada marah ku ketuk pintu kamarnya berkali-kali,tapi tak ada jawaban apapun
dari dalam kamar.Tiba-Tiba muncul perasaan tidak enak di dalam hatiku,aku takut
terjadi sesuatu dengannya karena walau bagaimanapun dia adalah kakakku,ku
panggil namanya berulang ulang dan ku berusaha untuk mendobrak pintu kamarnya
dan akhirnya aku berhasil membuka pintu kamar itu.
”ka
iissssssssss…”Aku berteriak histeris.
“
Ka Iis bangun, ka Iis kenapa??? De butuh ka Iis .. jangan tinggalin de”
Fikiranku
kalut, Aku lihat ia terbaring di atas kasurnya, badannya terbujur kaku,ia
masih menggenakan mukenanya,ku peluk
erat tubuhnya,berusaha untuk bisa membangunkannya
tetapi nampaknya tak ku rasakan denyut nadinya,ia sudah tak bernyawa,ia sudah
pergi,begitu amat teriris nya hati ini,begitu cepatnya ia meninggalkanku,air
mata ku tak berhenti mengalir.aku menjerit, Sungguh amat menyesakkan dada,
sungguh aku menyesal.
v
Usai
dari Pemakaman,malamnya aku merenung,malam itu adalah malam pertama kakakku di
alam barzah,aku hanya sendiri di dalam
rumah,aku amat merindukannya,merindukan setiap nasihatnya kembali,merindukan
kasihsayang dan perhatiannya,merindukan setiap kepedulian di bibir manisnya,hanya
fotonya yang ku pandang,sampai aku tak kuasa meneteskan air mata,apa yang
sedang ia lakukan disana?siapa yang menemaninya saat ini?aku sungguh tak menyangka
bahwa kemarin malam adalah malam terakhirku berjumpa dan mendengar nasihatnya,pertengkaran
ku dengannya..kak is,maafkan aku,maafkan aku yang telah menyia-nyiakan
mu,maafkan aku yang telah banyak menyakiti hatimu,Aku yakin engkau lebih
bahagia disana bersama Tuhan,Dia pasti menempatkanmu disisi-Nya yang paling
tinggi dan mulia.Seandainya aku tau engkau akan pergi,aku tak akan
menyia-nyiakan mu,aku pasti akan menyayangimu sama seperti halnya engkau
menyayangiku ka Iis.Aku menangis tersedu-sedu.Hari itu aku berniat mulai
menjalankan syariat Agama seperti apa yang ka Iis ajarkan kepadaku
sebelumnya,bukan karena ka Iis,tetapi karena memang aku sadar sekarang, tentang
kewajibanku sebagai UmmatNya. Aku baru merasakan betapa amat kehilangan kak is
setelah ia pergi meninggalkanku dengan sikap yang selama ini ku lakukan
kepadanya serta menyia-nyiakan kasihsayangnya.Ternyata Larangannya begitu berharga. air mataku terus mengalir,membayangkan
apa yang telah terjadi.takan ada yang bisa menggantikannya.
Kak
Iis..hanya Doa yang ku panjatkan untukmu sebagai ucapan maaf dan salam Hormat
yang selama ini belum sempat ku sampaikan kepadamu,ya Allah..aku begitu amat
merindukannya.Malam itu,aku amat sangat merinukan kakak..wahai Allah,terimalah
segala amal dan ibadahnya,dan tempatkanlah ia disisi terbaikMu serta
tunjukanlah jalan untukku,agar mencapai derajat Taqwa kepadamu.amin..
semilir
angin yang dingin,yang berhembus malam itu menyapa tubuh dan mengangkat rambut
panjangku,yang siap ku tutup esok hari dan selamanya.Tubuhku
merinding,pandanganku tertuju ke segala arah dan ku rasakan kehadiran Ka Iis di
sampingku.
By
:
Royati Esy-syauQy c’dhede
Tidak ada komentar:
Posting Komentar