Rabu, 10 Juli 2013

CERPEN_ AKHIR YANG INDAH DI DEPAN MASJID RAYA AL-ADZOM ( ROYATI HAYAT_KHAN )

Sahabat Royati Khan Tercinta.. Ini adalah salah satu tulisan Ty yang Ty buat satu tahun yang Lalu.. Semua yang tertulis disini ty sesuaikan dengan keadaan resah,gelisah,harapan dan Impian yang pernah ty tanam,sampai pada akhirnya Allah SWT menjawab segalanya dengan Rahmat'Nya...namun belum mempertemukan ty dengan Imam ty yang sesungguhnya...Laki-laki yang akan sangat ty Cintai dan Ty Hormati..  Silahkan membaca .. mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan kata,kalimat atau semacamnya... Baru belajar.. hehehehe
By        : Royati Hayat Khan
Tgl       : 10-02-2012
Pukul  : 08.16 Wib

AKHIR YANG INDAH DI MASJID Al-ADZOM
“Mas.. Plasdisku sepertinya agak kurang beres,soalnya tadi baru selesai dimasukkan ke komputer kantorku,tolong di scan atau dicek ya Mas!”.
Plasdisk berisi data-data kantor milik Hilda mungkin terkena virus karena ada beberapa data yang tidak bisa dibuka.Kebetulan Mas Danu,kekasih idamannya itu mahir dalam teknik komputer,terutama semua masalah yang berkaitan dengan softwere,meskipun sebenarnya Mas Danu bukanlah lulusan sarjana komputer,tapi kepandaian dan niatnya untuk menguasai setiap bidang ilmu pendidikan yang Mas Danu inginkan pasti selalu Mas Danu kuasai.
“iyya de,, nanti Mas coba cek yah!”Kata Mas Danu,namun Pandangan Mas Danu lurus tertuju pada laptop Dian,teman kantornya yang sedang di install dan di utak atiknya.Hilda mulai cemberut.
”Mas... Mau dibuatkan kopi?”.Hilda mencoba mengalihkan perhatian Mas Danu berharap sedikit saja mas Danu menoleh ke arahnya.
”Iyaa,tolong dibuatkan ya de,terimakasih ya..!”.
 Lagi-lagi Mas Danu tidak menoleh sedikitpun ke arah Hilda.Hilda mulai kesal.Dian pemilik laptop itu datang dan mendekati Mas Danu.
”gimana Dan... Aku minta tolong di install semua program yah!”.
“ maksudnya semua program bagaimana yan?saya sudah install beberapa program,Insyaallah sudah cukup!”
Mas Danu berbincang-bincang dengan Dian cukup lama,salah satu staff di kantornya itu.selain itu Dian adalah kakak kelas Hilda waktu pesantren di Daarunnajah dulu.
”ahh...Mas Danu menyebalkan”.
gerutu hilda dalam hati.Tampak wajah cuek yang menandakan kekesalan hilda pada Mas Danu siang itu.setelah meletakkan kopi di atas meja Mas Danu,Hilda duduk di bangku sebelahnya sambil memperhatikan apa yang sedang di kerjakan mas Danu.Tetap saja tidak ada kata-kata atau sapaan  apapun dari Mas Danu,untuk berbincang-bincang ataupun sedikit saja menyapa Hilda.Mas Danu tetap tertuju pada laptop itu.
”Lama-lama aku banting Tuh laptop”.Hilda mulai memanas.
Cukup ia katakan hal itu dalam hati,sambil beristighfar pelan-pelan.Mas Danu dan Dian malah lebih asyik terlihat saat berbincang bincang setelah hilda pergi ke kamar kecil sebentar.Hilda makin  merasa ‘di cuekin’.Diam-diam kekesalan hilda saat itu memuncak meskipun saat itu Hilda berusaha mengerti bahwa Mas Danu terkadang memang sosok laki-laki yang sering sekali diperhatikan atau menjadi tempat  wanita mencoba mencari perhatian,apalagi terkadang ada saja wanita yang bersikap manja,meminta diajarkan  ini,meminta di bantu itu dengan Mas Danu ditambah sikap Mas Danu yang tidak bisa tegas terhadap sikap mereka,terkadang menambah beban fikiran Hilda.Beberapa hari ini pun Mas Danu sering pulang malam di luar jam kantor,dan katanya ia Masih dikantor bersama sahabat-sahabatnya.Cuaca panas siang it menambah panas hati dan fikiran Hilda.Hilda segera pulang tanpa pamit pada Mas Danu.
Sesampainya di rumah,hilda langsung bergegas masuk ke kamar tanpa mengucapkan salam,Hilda menangis.
 “lochh....kenapa anak ibu yang satu ini,qoq pulang dengan wajah kusut seperti ini?”
Ibu,sosok yang tidak bisa dibohongi dalam keadaan apapun anaknya saat itu.
”kenapa nak?ada Masalah dengan Mas Danu?atau ada Masalah di tempat kerjamu?”.
”Tidak bu... Hanya saja...”Air mata Hilda mengalir begitu saja,ia memeluk ibunda tercintanya itu.
”Mas Danu bun..sikapnya hari ini benar-benar menyebalkan.Hilda merasa dia tidak bisa menjaga dan menghormati perasaan Hilda,bahkan Hilda sering sekali melihat Mas Danu diam dan tidak tegas jika ada wanita  yang menyentuhnya saat bersenda gurau dengannya,apakah Hilda salah merasa cemburu dengan  sikap mereka terhadap Mas Danu?bukan cuma hari ini bun,tapi kemarin-kemarin pun.Harusnya mereka bisa menjaga sikap terhadap lawan jenis,tidak sering bercanda atau bersentuhan bisa jadi  hal itu akan menimbulkan fitnah hati,apalgi mereka bukan kekasihnya,mereka bukan istrinya,itu bukan hak mereka! Huhhuhhh.....”.
luapan perasaan dan air mata  Hilda yang dipendamnya selama ini keluar tanpa ragu.Bunda berusaha menenangkan perasaan Hilda.Suara dering handpone Hilda berbunyi”de...kamu dimana?” Sms dari Mas Danu.Hilda tak menghiraukan bahkan membuang handpone nya ke kasur.”Uutzz... Tidak boleh seperti itu hilda,coba tanya baik-baik sama Mas mu itu,jangan mudah terbawa emosi,jangan mudah terpengaruh perasaan,kalaupun ada hal-hal yang tidak berkenan dihati,alangkah baiknya langsung dikeluarkan dan di cari solusinya baik-baik,jangan sampai kecemburuan membuatmu meninggikan amarah, Ingatkan dia kembali kalau memang kamu merasa mas Danu salah,sebentar lagi kan kalian akan menikah,coba ditata kembali perasanmu!”Bunda menasehati hilda.
”Ini bukan yang pertama bunda,setiap kali Hilda mengoreksi sikapnya,Mas Danu berbalik memarahi Hilda,menuduh Hilda egois,culas,dan segala macam.Hilda jadi bingung,apakah Mas Danu sudah tidak mencintai Hilda lagi?!”.
bunda Hilda hanya tersenyum kecil,”bersabarlah nak,suatu hari dia pasti akan mengerti. Untuk mu setiap ada masalah,jangan mudah diambil hati,selidiki dulu,sekalipun ada perempuan lain yang menyukai Mas Danu,belum tentu kan Mas Danu suka sama perempuan itu,kalau memang Mas Danu terlihat tanggap,coba ingatkan pada Mas mu itu,untuk bisa menjaga hati dan sikapnya.katakan bahwa kamu tidak melarangnya,kamu hanya berusaha menghindar dari hal-hal yang mungkin saja bisa mengancam hubungan kalian,Kalau mas Danukasar padamu,ingatkan dia kembali,bahwa kamu tidak suka dikasari.jalin komunikasi yang baik dan cobalah untuk lebih bersabar,tapi bunda yakin,wanita yang di cintainya itu Cuma satu,yaituuu..anak bunda ini”.
Bunda Menyentuh Hidung Runcing anak perempuannya itu,berusaha menghibur Hilda.Bunda kembali tersenyum sambil keluar dan menutup pintu kamar anaknya itu.Hilda diam termenung.
Dering handpone Hilda kembali berbunyi,kali ini Mas Danu memanggil.Dua panggilan tak terjawab.
“maafkan aku Mas,sebenarnya aku rindu padamu..tapi,rasanya sekarang kamu jauh berbeda,kamu lebih suka menyibukkan diri dengan yang lain,bagaimana kelak jika aku menjadi istrimu??Apakah kau akan sering meninggalkanku dan anak-anak?tidak betah di rumah dan lebih senang berkumpul bersama sahabat-sahabatmu diluar?sedikit waktu kah yang akan kau luangkan bersama keluarga?seandainya begitu,perlu kau camkan,kau bukanlah mesin uang bagiku,sekalipun tugasmu adalah bekerja tapi kau juga punya kewajiban yang mencakup dan menjadi dasar dari kewajibanmu yang lain.kau adalah suamiku,ayah dari anak-anakku,tempatku mencurahkan segala rasa,melabuhkan hati dan keluhan.kalau kau sering memarahiku karena keluhanku,bagaimana rumah tangga kita akan utuh dan selalu berbau syurga,bukankan hal yang terpenting dalam ikatan cinta adalah komunikasi,bagaimana aku bisa berkomunikasi denganmu bila belum sempat berbicara banyak,kau sudah memarahiku??.fikiran Hilda kembali menyebar pada situasi yang sulit untuk dijelaskan.
Kali ini dering sms berbunyi. Hilda segera membuka dan membaca sms itu.
 “de..kamu kenapa?kenapa pulang tidak pamit pada mas?kamu pasti marah lagi ya de?maafkan mas..Mas tidak bermaksud menyinggung perasaanmu apalagi membuatmu cemburu.Mas mengerti beberapa akhir ini kamu sering menunjukan sikap yang tidak enak pada Mas di kantor,apalagi pada saat kamu tau bahwa mas sering pulang malam bersama teman-teman kantor,Mas tidak mencintai siapapun de,jangan curigai mas,Mas tau ada rasa cemburu di hati kamu.maafkan Mas,bukan Mas terlalu mementingkan pekerjaan,bukan Mas tidak punya waktu untukmu de,tapi mengertilah.Mas hanya sekedar membantu dan menjalankan tugas,membantu Dian dan teman-teman yang lain. Mas berjanji akan selalu mencintai kamu dan akan lebih memperhatikanmu!”
Mas Danu berusaha meyakinkan dan menenangkan perasaan Hilda,karena Mas Danu tau Hilda adalah sosok pemaaf,sabar dan berjiwa lembut,kelembutannya itulah yang terkadang membuatnya terlalu sensitif.dan sifat lembut dan kesabarannya  itu yang mampu meredakan kemarahan Danu,jika Danu sedang marah.
Mas Danu berjanji untuk bisa menjaga perasaanku? janji cinta?apakah benar?Tuhan.. Hilda Takut..
 begitulah fikiran Hilda.tapi kata-kata panjang lewat sms yang terus saja tanpa henti disampaikan Mas Danu mulai sedikit meluluhkan perasaan Hilda.Rasanya tak boleh egois begitu saja hanya karena sikap Mas Danu yang sekarang jauh berbeda.Mungkin bila sudah menikah nanti Mas Danu akan berubah.Karena pasti ia tahu betul bagaimana tanggung jawab seorang suami akan kebahagiaan keluarga,tanpa harus menyia-nyiakan waktunya untuk bersama orang lain,apalagi untuk sekedar bersentuhan sembarangan dengan yang bukan mahram.
Bila dengan laki-laki sih mungkin itu biasa,tapi bila dengan perempuan,itulah yang akan membuat Hilda geram.jemarinya mulai mengetik sedikit demi sedikit kata-kata di handponenya.
”Aku tunggu di tempat biasa Mas..maafkan sikapku!”Terkirim untuk Mas Danu.
Hilda segera mengeluarkan motor dan pergi ke Masjid Al-adzom,tempat bersejarah pertama kali mereka bertemu.Disitulah timbulnya tali cinta yang sampai 4 tahun terjalin.Meski penuh dengan hiruk pikuk kecemasan,air mata,cemburu dan tentunya rasa rindu.Namun hubungan cinta mereka tetap kuat sampai sekarang.
Sesampainya di Masjid itu,Hilda melihat Mas Danu telah duduk menunggu di area luar Masjid di salah satu tempat pedagang ketoprak kesukaan Hilda.Tatapan Mas Danu yang begitu pekat ditambah senyum kecil dibibirnya dari kejauhan,membuat hati Hilda dagdigdung dan tersipu malu akan ambeknya hari ini. Hilda tak berbicara apapun,wanita itu tertunduk.
”De.. Qoq ngambeknya sebentar bangetzzzz sih?”Mas Danu memulai pembicaraan sambil sedikit meledek.Hilda respek mencubit tangan Mas Danu,tampaknya Mas Danu agak kesakitan.
”Astagfirullah..mafkan Hilda Mas,lagi sih orang ngambek qoq diledek !”.
”maafkan atas sikap Hilda tadi ya Mas”.
“lupakanlah de...harusnya mas yang minta maaf padamu,maafkan mas ya..Mas yang kurang mengerti tentang mu,Mas menyayangimu de...Sungguh”
Hilda tersenyum,Mas Danu kemudian diam dan  tertunduk.
”Mas.... Mas kenapa?”Tanya Hilda.
Suasana saat itu kembali hening,hanya terdengar suara pedagang yang sedang menyiapkan makanan untuk mereka.Mas Danu mengangat wajahnya kemudian memandang Hilda,.
Danu berfikir dan mulai merenung. Begitu cantiknya calon istrinya ini,dia baik,setia bahkan siap membantu dan selalu memberinya semangat di saat ia rapuh.Sosok wanita yang sabar dan kuat,mungkin bisa mendidik anak-anaknya kelak dalam lautan kasih sayangnya yang melimpah agar menjadi calon penghuni syurga. Hilda bukan wanita yang boros seperti wanita lain yang senang ke toko-toko untuk menghabiskan uang suaminya meskipun hanya sekedar belanja pakaian,make up dan perhiasan. Ia lebih suka bersedekah atau menabung.Nasehat-nasehatnya yang terkadang membuatnya berfikir ulang dalam menentukan keputusan.Mengingatkannya dikala ia lalai dalam kesibukannya bekerja.Ditambah Hilda tak pernah perhitungan kepadanya dalam hal apapun.Dalam hal materi atau segalanya.Meskipun ia wanita yang sensitif dan pencemburu,mungkin itulah sebab besar rasa cintanya.Hanya saja Danu lah yang harus mengerti siapa calon Istrinya ini dan bagaimana cara menenangkan perasan Hilda dikala Hilda kalut dan dirundung kecemasan karenanya.Ia harus banyak bersabar dan mampu memerima kekurangan calon istrinya it,karena memang tidak ada wanita yang sempurna.insyaallah suatu hari Hilda akan berubah dan akan berusaha mengerti posisi suaminya,apalagi dia tak bisa marah terlalu lama,bila sudah di ajak bercanda dan komunikasi baik,hilda  langsung tersenyum  dan meminta maaf meskipun terkadang Danu lah yang salah dan membuat Hilda kesal .
.”Akulah yang patut menjadi imam untuknya.Akulah yang harus membimbingnya..dan menjadi belahan dari tulang rusukku yang hilang.Insyaallah Allah telah memilihnya untukku,untuk menemaniku berjuang dalam bahtera kehidupan sampai aku menutup mata.Hilda adalah wanita yang pantas untuk ku jadikan istri.”Danu berkata dalam hatinya.
Mas Danu tetap memandangi wajah hida dengan pandangan kosong.Hilda menepuk meja dan tertawa,
”Astagfirullah hilda........” Danu kaget dan menggeleng geleng kepala.
”Mas kenapa?memandangi wajahku seperti itu,ayo dimakan ketopraknya,lagipula Mas tidak boleh memandangku seperti itu,aku ini kan belum resmi menjadi istri Mas!”.Hilda tersenyum sambil menyantap sesuap ketoprak hidangannya.
”Minggu depan,kamu akan resmi menjadi istriku de..!”Tegas Mas Danu dengan nada serius.
”Maksud Mas?”Hilda tercengan.
Sesendok makanan yang hampir memasuki mulutnya,ia letakkan kembali.Mas Danu tersenyum manja dan tidak berkata apapun lagi,ia langsung menyendok sesuap makanan yang sudah tersedia di depannya sambil memandang wanita pilihannya itu.Hida tersenyum dan tertunduk malu.

End............................................. ROYATI HAYAT_KHAN

Untuk Mu Cintaaa............................... Aku mencintaimu, dan siap mendampingimu mengarungi hidup untuk berjuang melawan kehidupan dunia untuk meraih kebahagiaan akhirat,dan siap mengingatanmu dalam kesalahan dan kelalaian dan siap mencukupimu dalam kekurangan.Aku siap menuttup setiap aib dan saling mengisi lembaran hari-hari mu bersama anak-anak kelak.Siap menjaga harta kekayaanmu,siap menjaga hati dan diri untukmu,siap menghormati ibu,bapak dan keluargamu.menghormatimu dan mencintaimu sampai aku menutup mata.............selamanya hanya untuk mu.......lillah.......................
Royati.............................................................

                aa.......................................................  AMINNN.. 

Tidak ada komentar: