By : Royati Hayat Khan
Tgl : 10-02-2012
Pukul : 08.16 Wib
AKHIR YANG INDAH DI MASJID Al-ADZOM
“Mas.. Plasdisku sepertinya agak kurang beres,soalnya
tadi baru selesai dimasukkan ke komputer kantorku,tolong di scan atau dicek ya Mas!”.
Plasdisk berisi data-data kantor milik Hilda
mungkin terkena virus karena ada beberapa data yang tidak bisa dibuka.Kebetulan
Mas Danu,kekasih idamannya itu mahir dalam teknik komputer,terutama semua masalah
yang berkaitan dengan softwere,meskipun sebenarnya Mas Danu bukanlah lulusan
sarjana komputer,tapi kepandaian dan niatnya untuk menguasai setiap bidang ilmu
pendidikan yang Mas Danu inginkan pasti selalu Mas Danu kuasai.
“iyya de,, nanti Mas coba cek yah!”Kata Mas Danu,namun
Pandangan Mas Danu lurus tertuju pada laptop Dian,teman kantornya yang sedang
di install dan di utak atiknya.Hilda mulai cemberut.
”Mas... Mau dibuatkan kopi?”.Hilda mencoba mengalihkan
perhatian Mas Danu berharap sedikit saja mas Danu menoleh ke arahnya.
”Iyaa,tolong dibuatkan ya de,terimakasih ya..!”.
Lagi-lagi
Mas Danu tidak menoleh sedikitpun ke arah Hilda.Hilda mulai kesal.Dian pemilik
laptop itu datang dan mendekati Mas Danu.
”gimana Dan... Aku minta tolong di install semua
program yah!”.
“ maksudnya semua program bagaimana yan?saya sudah
install beberapa program,Insyaallah sudah cukup!”
Mas Danu berbincang-bincang dengan Dian cukup
lama,salah satu staff di kantornya itu.selain itu Dian adalah kakak kelas Hilda
waktu pesantren di Daarunnajah dulu.
”ahh...Mas Danu menyebalkan”.
gerutu hilda dalam hati.Tampak wajah cuek yang
menandakan kekesalan hilda pada Mas Danu siang itu.setelah meletakkan kopi di
atas meja Mas Danu,Hilda duduk di bangku sebelahnya sambil memperhatikan apa
yang sedang di kerjakan mas Danu.Tetap saja tidak ada kata-kata atau sapaan apapun dari Mas Danu,untuk berbincang-bincang
ataupun sedikit saja menyapa Hilda.Mas Danu tetap tertuju pada laptop itu.
”Lama-lama aku banting Tuh laptop”.Hilda mulai
memanas.
Cukup ia katakan hal itu dalam hati,sambil
beristighfar pelan-pelan.Mas Danu dan Dian malah lebih asyik terlihat saat
berbincang bincang setelah hilda pergi ke kamar kecil sebentar.Hilda makin merasa ‘di cuekin’.Diam-diam kekesalan
hilda saat itu memuncak meskipun saat itu Hilda berusaha mengerti bahwa Mas
Danu terkadang memang sosok laki-laki yang sering sekali diperhatikan atau
menjadi tempat wanita mencoba mencari
perhatian,apalagi terkadang ada saja wanita yang bersikap manja,meminta
diajarkan ini,meminta di bantu itu dengan
Mas Danu ditambah sikap Mas Danu yang tidak bisa tegas terhadap sikap
mereka,terkadang menambah beban fikiran Hilda.Beberapa hari ini pun Mas Danu
sering pulang malam di luar jam kantor,dan katanya ia Masih dikantor bersama
sahabat-sahabatnya.Cuaca panas siang it menambah panas hati dan fikiran
Hilda.Hilda segera pulang tanpa pamit pada Mas Danu.
Sesampainya di
rumah,hilda langsung bergegas masuk ke kamar tanpa mengucapkan salam,Hilda menangis.
“lochh....kenapa anak ibu yang satu ini,qoq
pulang dengan wajah kusut seperti ini?”
Ibu,sosok yang tidak bisa dibohongi dalam keadaan apapun
anaknya saat itu.
”kenapa nak?ada Masalah dengan Mas Danu?atau ada
Masalah di tempat kerjamu?”.
”Tidak bu... Hanya saja...”Air mata Hilda mengalir
begitu saja,ia memeluk ibunda tercintanya itu.
”Mas Danu bun..sikapnya hari ini benar-benar
menyebalkan.Hilda merasa dia tidak bisa menjaga dan menghormati perasaan
Hilda,bahkan Hilda sering sekali melihat Mas Danu diam dan tidak tegas jika ada
wanita yang menyentuhnya saat bersenda
gurau dengannya,apakah Hilda salah merasa cemburu dengan sikap mereka terhadap Mas Danu?bukan cuma
hari ini bun,tapi kemarin-kemarin pun.Harusnya mereka bisa menjaga sikap
terhadap lawan jenis,tidak sering bercanda atau bersentuhan bisa jadi hal itu akan menimbulkan fitnah hati,apalgi
mereka bukan kekasihnya,mereka bukan istrinya,itu bukan hak mereka!
Huhhuhhh.....”.
luapan perasaan dan air mata Hilda yang dipendamnya selama ini keluar
tanpa ragu.Bunda berusaha menenangkan perasaan Hilda.Suara dering handpone
Hilda berbunyi”de...kamu dimana?” Sms dari Mas Danu.Hilda tak menghiraukan
bahkan membuang handpone nya ke kasur.”Uutzz... Tidak boleh seperti itu hilda,coba
tanya baik-baik sama Mas mu itu,jangan mudah terbawa emosi,jangan mudah
terpengaruh perasaan,kalaupun ada hal-hal yang tidak berkenan dihati,alangkah
baiknya langsung dikeluarkan dan di cari solusinya baik-baik,jangan sampai
kecemburuan membuatmu meninggikan amarah, Ingatkan dia kembali kalau memang kamu
merasa mas Danu salah,sebentar lagi kan kalian akan menikah,coba ditata kembali
perasanmu!”Bunda menasehati hilda.
”Ini bukan yang pertama bunda,setiap kali Hilda
mengoreksi sikapnya,Mas Danu berbalik memarahi Hilda,menuduh Hilda
egois,culas,dan segala macam.Hilda jadi bingung,apakah Mas Danu sudah tidak
mencintai Hilda lagi?!”.
bunda Hilda hanya tersenyum kecil,”bersabarlah
nak,suatu hari dia pasti akan mengerti. Untuk mu setiap ada masalah,jangan
mudah diambil hati,selidiki dulu,sekalipun ada perempuan lain yang menyukai Mas
Danu,belum tentu kan Mas Danu suka sama perempuan itu,kalau memang Mas Danu
terlihat tanggap,coba ingatkan pada Mas mu itu,untuk bisa menjaga hati dan
sikapnya.katakan bahwa kamu tidak melarangnya,kamu hanya berusaha menghindar
dari hal-hal yang mungkin saja bisa mengancam hubungan kalian,Kalau mas Danukasar
padamu,ingatkan dia kembali,bahwa kamu tidak suka dikasari.jalin komunikasi
yang baik dan cobalah untuk lebih bersabar,tapi bunda yakin,wanita yang di
cintainya itu Cuma satu,yaituuu..anak bunda ini”.
Bunda Menyentuh Hidung Runcing anak perempuannya
itu,berusaha menghibur Hilda.Bunda kembali tersenyum sambil keluar dan menutup
pintu kamar anaknya itu.Hilda diam termenung.
Dering handpone Hilda kembali berbunyi,kali ini Mas
Danu memanggil.Dua panggilan tak terjawab.
“maafkan aku Mas,sebenarnya aku rindu
padamu..tapi,rasanya sekarang kamu jauh berbeda,kamu lebih suka menyibukkan
diri dengan yang lain,bagaimana kelak jika aku menjadi istrimu??Apakah kau akan
sering meninggalkanku dan anak-anak?tidak betah di rumah dan lebih senang
berkumpul bersama sahabat-sahabatmu diluar?sedikit waktu kah yang akan kau
luangkan bersama keluarga?seandainya begitu,perlu kau camkan,kau bukanlah mesin
uang bagiku,sekalipun tugasmu adalah bekerja tapi kau juga punya kewajiban yang
mencakup dan menjadi dasar dari kewajibanmu yang lain.kau adalah suamiku,ayah
dari anak-anakku,tempatku mencurahkan segala rasa,melabuhkan hati dan
keluhan.kalau kau sering memarahiku karena keluhanku,bagaimana rumah tangga
kita akan utuh dan selalu berbau syurga,bukankan hal yang terpenting dalam
ikatan cinta adalah komunikasi,bagaimana aku bisa berkomunikasi denganmu bila
belum sempat berbicara banyak,kau sudah memarahiku??.fikiran Hilda kembali
menyebar pada situasi yang sulit untuk dijelaskan.
Kali ini dering sms berbunyi. Hilda segera membuka
dan membaca sms itu.
“de..kamu
kenapa?kenapa pulang tidak pamit pada mas?kamu pasti marah lagi ya de?maafkan
mas..Mas tidak bermaksud menyinggung perasaanmu apalagi membuatmu cemburu.Mas
mengerti beberapa akhir ini kamu sering menunjukan sikap yang tidak enak pada
Mas di kantor,apalagi pada saat kamu tau bahwa mas sering pulang malam bersama
teman-teman kantor,Mas tidak mencintai siapapun de,jangan curigai mas,Mas tau
ada rasa cemburu di hati kamu.maafkan Mas,bukan Mas terlalu mementingkan
pekerjaan,bukan Mas tidak punya waktu untukmu de,tapi mengertilah.Mas hanya
sekedar membantu dan menjalankan tugas,membantu Dian dan teman-teman yang lain.
Mas berjanji akan selalu mencintai kamu dan akan lebih memperhatikanmu!”
Mas Danu berusaha meyakinkan dan menenangkan
perasaan Hilda,karena Mas Danu tau Hilda adalah sosok pemaaf,sabar dan berjiwa
lembut,kelembutannya itulah yang terkadang membuatnya terlalu sensitif.dan
sifat lembut dan kesabarannya itu yang
mampu meredakan kemarahan Danu,jika Danu sedang marah.
Mas Danu berjanji untuk bisa menjaga perasaanku?
janji cinta?apakah benar?Tuhan.. Hilda Takut..
begitulah
fikiran Hilda.tapi kata-kata panjang lewat sms yang terus saja tanpa henti
disampaikan Mas Danu mulai sedikit meluluhkan perasaan Hilda.Rasanya tak boleh
egois begitu saja hanya karena sikap Mas Danu yang sekarang jauh
berbeda.Mungkin bila sudah menikah nanti Mas Danu akan berubah.Karena pasti ia
tahu betul bagaimana tanggung jawab seorang suami akan kebahagiaan
keluarga,tanpa harus menyia-nyiakan waktunya untuk bersama orang lain,apalagi
untuk sekedar bersentuhan sembarangan dengan yang bukan mahram.
Bila dengan laki-laki sih mungkin itu
biasa,tapi bila dengan perempuan,itulah yang akan membuat Hilda geram.jemarinya
mulai mengetik sedikit demi sedikit kata-kata di handponenya.
”Aku tunggu di tempat biasa Mas..maafkan
sikapku!”Terkirim untuk Mas Danu.
Hilda segera mengeluarkan motor dan pergi ke Masjid
Al-adzom,tempat bersejarah pertama kali mereka bertemu.Disitulah timbulnya tali
cinta yang sampai 4 tahun terjalin.Meski penuh dengan hiruk pikuk kecemasan,air
mata,cemburu dan tentunya rasa rindu.Namun hubungan cinta mereka tetap kuat
sampai sekarang.
Sesampainya di Masjid itu,Hilda melihat Mas Danu
telah duduk menunggu di area luar Masjid di salah satu tempat pedagang ketoprak
kesukaan Hilda.Tatapan Mas Danu yang begitu pekat ditambah senyum kecil
dibibirnya dari kejauhan,membuat hati Hilda dagdigdung dan tersipu malu
akan ambeknya hari ini. Hilda tak
berbicara apapun,wanita itu tertunduk.
”De.. Qoq ngambeknya sebentar bangetzzzz sih?”Mas
Danu memulai pembicaraan sambil sedikit meledek.Hilda respek mencubit tangan
Mas Danu,tampaknya Mas Danu agak kesakitan.
”Astagfirullah..mafkan Hilda Mas,lagi sih orang
ngambek qoq diledek !”.
”maafkan atas sikap Hilda tadi ya Mas”.
“lupakanlah de...harusnya mas yang minta maaf
padamu,maafkan mas ya..Mas yang kurang mengerti tentang mu,Mas menyayangimu
de...Sungguh”
Hilda tersenyum,Mas Danu kemudian diam dan tertunduk.
”Mas.... Mas kenapa?”Tanya Hilda.
Suasana saat itu kembali hening,hanya terdengar suara
pedagang yang sedang menyiapkan makanan untuk mereka.Mas Danu mengangat
wajahnya kemudian memandang Hilda,.
Danu berfikir dan mulai merenung. Begitu cantiknya
calon istrinya ini,dia baik,setia bahkan siap membantu dan selalu memberinya
semangat di saat ia rapuh.Sosok wanita yang sabar dan kuat,mungkin bisa
mendidik anak-anaknya kelak dalam lautan kasih sayangnya yang melimpah agar menjadi
calon penghuni syurga. Hilda bukan wanita yang boros seperti wanita lain yang
senang ke toko-toko untuk menghabiskan uang suaminya meskipun hanya sekedar
belanja pakaian,make up dan perhiasan. Ia lebih suka bersedekah atau menabung.Nasehat-nasehatnya
yang terkadang membuatnya berfikir ulang dalam menentukan keputusan.Mengingatkannya
dikala ia lalai dalam kesibukannya bekerja.Ditambah Hilda tak pernah
perhitungan kepadanya dalam hal apapun.Dalam hal materi atau segalanya.Meskipun
ia wanita yang sensitif dan pencemburu,mungkin itulah sebab besar rasa
cintanya.Hanya saja Danu lah yang harus mengerti siapa calon Istrinya ini dan
bagaimana cara menenangkan perasan Hilda dikala Hilda kalut dan dirundung
kecemasan karenanya.Ia harus banyak bersabar dan mampu memerima kekurangan
calon istrinya it,karena memang tidak ada wanita yang sempurna.insyaallah suatu
hari Hilda akan berubah dan akan berusaha mengerti posisi suaminya,apalagi dia
tak bisa marah terlalu lama,bila sudah di ajak bercanda dan komunikasi
baik,hilda langsung tersenyum dan meminta maaf meskipun terkadang Danu lah
yang salah dan membuat Hilda kesal .
.”Akulah yang patut menjadi imam untuknya.Akulah
yang harus membimbingnya..dan menjadi belahan dari tulang rusukku yang
hilang.Insyaallah Allah telah memilihnya untukku,untuk menemaniku berjuang
dalam bahtera kehidupan sampai aku menutup mata.Hilda adalah wanita yang pantas
untuk ku jadikan istri.”Danu berkata dalam hatinya.
Mas Danu tetap memandangi wajah hida dengan
pandangan kosong.Hilda menepuk meja dan tertawa,
”Astagfirullah hilda........” Danu kaget dan
menggeleng geleng kepala.
”Mas kenapa?memandangi wajahku seperti itu,ayo
dimakan ketopraknya,lagipula Mas tidak boleh memandangku seperti itu,aku ini
kan belum resmi menjadi istri Mas!”.Hilda tersenyum sambil menyantap sesuap
ketoprak hidangannya.
”Minggu depan,kamu akan resmi menjadi istriku
de..!”Tegas Mas Danu dengan nada serius.
”Maksud Mas?”Hilda tercengan.
Sesendok makanan yang hampir memasuki mulutnya,ia
letakkan kembali.Mas Danu tersenyum manja dan tidak berkata apapun lagi,ia
langsung menyendok sesuap makanan yang sudah tersedia di depannya sambil memandang
wanita pilihannya itu.Hida tersenyum dan tertunduk malu.
End.............................................
ROYATI HAYAT_KHAN
Untuk Mu Cintaaa............................... Aku
mencintaimu, dan siap mendampingimu mengarungi hidup untuk berjuang melawan
kehidupan dunia untuk meraih kebahagiaan akhirat,dan siap mengingatanmu dalam
kesalahan dan kelalaian dan siap mencukupimu dalam kekurangan.Aku siap menuttup
setiap aib dan saling mengisi lembaran hari-hari mu bersama anak-anak kelak.Siap
menjaga harta kekayaanmu,siap menjaga hati dan diri untukmu,siap menghormati
ibu,bapak dan keluargamu.menghormatimu dan mencintaimu sampai aku menutup
mata.............selamanya hanya untuk mu.......lillah.......................
Royati.............................................................
aa....................................................... AMINNN..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar